Kamis, 13 November 2008

Program Akselerasi Masih Mencari Bentuk.... (2/2)

Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kelas Akselerasi


Oleh : Albaini Zuhdi, S.Pd.
Guru SMAN 81 Jakarta

1. Evaluasi Kurikulum

Pola, strategi, dan program persiapan yang telah dirancang dalam rangka pelaksanaan program ini pada kenyataan dilapangannya ternyata memang tidak semulus yang diharapkan. Berbagai kendala dan masalah sepertinya menuntut adanya evaluasi yang terus menerus serta perbaikan-perbaikan disana-sini.

  1. Pola perampingan waktu dari 3 taun menjadi 2 tahun, dengan waktu efektif belajar siswa 3 bulan tiap semester ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan menurut penulis selaku guru yang langsung terjun berinteraksi dengan siswa. Keterbatasan waktu dan banyaknya jumlah materi yang harus disampaikan tidak bisa dielakkan lagi benturannya. Yang pada ujungnya, walaupun guru sudah memilah dan memilih materi esensial dan non esensial, toh dengan sangat terpaksa guru menyampaikan hanya kulit-kulitnya saja. Hal ini dirasakan langsung oleh siswa, apalagi ketika mereka melanjutkan studi di perguruan tinggi mengambil jurusan yang langsung berhubungan dengan materi di SMA seperti MIPA ataupun Teknik. Mereka baru tahu bahwa ternyata apa yang didapatkan SMA sangat dangkal. Cepatnya guru mengajar tidak bisa dihindarkan sehingga materi esensial pun tidak bisa didalam.

  1. Bagi guru, mengajar di kelas ekselerasi selain dituntut guru harus mampu merancang suatu metode pembelajaran yang efektif, dengan waktu singkat tetapi siswa paham, cenderung mengakibatkan guru tidak bisa merasakan nikmatnya mengajar suatu materi. Bajkan lebih jauh, yang ada hanyalah memadatkan tetapi sulit untuk melakukan reinforcement, enrichment atau ekskalasi (pendalaman pada tiap bidan) materi. Untuk melakukan analisis yang tinggi terhadap suatu materi yang disampaikan mungkin nyaris terabaikan karena desakan waktu, dan kejaran bahan yang ada.

  1. Usaha pemadatan materi dengan cara menghilangkan beberapa materi yang dianggap non esensial sangat beresiko hilangnya materi yang kadang kala justru itu merupakan proses analisis berpikir siswa.

2. Evaluasi Pengalaman Belajar Siswa

  1. Pengalaman belajar yang dialami siswa selama pembelajaran sangat menentukan pengembangan potensi dasar siswa baik daya pikir, efektif, maupun kecakapannya. Life skill yang diharapkan dapat tumbuh dalam proses belajar akan cenderung terabaikan kerena yang disampaikan hanya konsep-konsep penting saja.

  1. Locus of Control (orientasi control siswa terhadap pengembangan diri) pun nyaris hilang, karena kenikmatan belajar atau menghayati suatu materi tidak sempat mampir pada siswa. Pada saat yang berurutan mereka harus memahami materi, mengerjakan latihan soal, dan langsung mengikuti ter evaluasi.

  1. Pada beberapa kasus justru pemadatan materi sangat memberikan dampak positif pada siswa ketika mereka masuk dunia perguruan tinggi. Mereka menjadi terbiasa dengan tugas-tugas di kampus; presentasi rutin dan lain sebagainya. Treatment yang diberikan guru akselerasi di SMA sangat membantu mereka beradaptasi dengan dunia kampus. Bahkan untuk siswa yang memang berbakat ada yang mengatakan pada semester-semester awal perkuliahan di kampus sangat lambat, dan cenderung membosankan.

3. Evaluasi Psikologis Siswa

Dampak psikologis siswa program akselerasi perlu menjadi pertimbangan ke depan mengingat masa studi mereka yang singkat.

  1. Masa transisi setelah siswa lulus seleksi program akselerasi, dan mulai mengikuti kelas ini cenderung terlihat pada 3 bulan pertama, mereka mengalami suasana stress. Apalagi bila ada guru yang tanpa basa-basi langsung melakukan akselerasi tanpa pemanasan terlebih dahulul. Siswa akan kaget dengan cepatnya materi yang diberikan.

  1. Padatnya beban tugas mandiri yang mereka terima cenderung mengakibatkan sosoalosasi dngan teman-teman regular menjadi sangat kurang atau bahkan menjadi sedikit eksklusif. Kecuali pada siswa-siswa tertentu yang merespon tugas dengan baik atau cenderung apatis, kadang-kadang mereka masih bisa bermain dengan teman-temannya dari kelas reguler.

  1. Menjelang akhir tahun kelas 3, persiapan untuk ujian nasional, banyak ditemukan siswa yang merasa bahwa dia tidak memiliki persiapan apa-apa, seolah-olah materi 5 semsester yang sudah didapat lewat begitu saja.

Penutup : Kesimpulan dan Saran

  1. Program Percepatan Belajar atau Kelas Akselerasi bagi anak berbakat yaitu mereka yang kerana memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul serta prestasi yang tinggi, perlu dirancang dengan sebaik mungkin.
  2. Pola pemadatan waktu jangan sampai memberikan dampak bola salju yang mengakibatkan justru potensi siswa yang mestinya tampil manjadi hilang. Mereka hanya disibukkan untuk menyelesaikan materi dan tugas-tugas yang ada.
  3. Evaluasi, dan pemantauan tarus menerus harus dilakukan, dan tidak bisa menyamakan pola siswa setiap angkatan. Karakter siswa tiap angkatan akan membentuk karakter kelas dan budaya kelas (calss culture) yang berimplikasi pada pola dan metode mengajar guru yang harus disesuaikan.
  4. Siswa program akselerasi harus memiliki pendampungan yang intens baik dari wali kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling serta psikolog yang memang khusus disediakan untuk siswa kelas akselerasi. Dan masing-masing aspek diatas harus senantiasa ada komunikasi khusus untuk mengevaluasi perkembangan siswa. Hal ini dimungkinkan untuk tampilnya seluruh potensi siswa dengan mengikulti program ini.
  5. Guru kelas akselerasi dituntut harus piawai dalaml mengemas sebuah pembelajaran, mereka tidak bisa menyamakan perlakuan mengajar dikelas regular dengan kelas akselerasi. Penyampaian materi harus utuh (bukan sesuka guru) dengan target adanya pemekaran dan mampu mengekskalasi suatu materi.
  6. Untuk meningkatkan kualitas program akselerasi, maka rekurtmen siswa harus sangat hati-hati dan komprehensif dengan tidak mengabaikan factor lain.
  7. Investasi yang mahal pada program ini menuntut kerjasama yang erat antara pihak sekolah, orangtua, masyarakat untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan menuju target yang diharapkan.

Demikian evaluasi singkat ini, dengan harapan tulisan ini dapat tulisan ini dapat menjadi badan pelajaran dan evaluasi untuk kita semua dalalm rangka menigkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.

Sumber : http://www.ditplb.or.id/2006/

Tidak ada komentar: