Minggu, 23 November 2008

Sharing dari alumni Program Akselerasi SMA Muh. I Yogyakarta

Suatu tantangan besar sebagai anak akselerasi bagi aku adalah saat begitu masuk kelas tiga. Karena waktu itu keadaan kami sekelas masih bingung dalam memilih jurusan atau ke mana akan melanjutkan studi. Mungkin keadaan kalian lebih baik dari kami. Mungkin dari kalian sudah ada tujuan yang pasti, sehingga bisa dijadikan sebagai penyemangat dan memiliki target yang harus dicapai. Jadi belajar kalian itu bisa lebih fokus. Nah, kalian tahu kan pentingnya suatu tujuan itu? Belajar kita akan lebih terarah dengan itu. Kalau misalnya belum terpikirkan di kepala kalian atau masih ada keraguan dalam memilih jurusan, bicarakan atau berdiskusilah sama orang yang kamu percaya mengerti keadaan dirimu danmengerti kesenanganmu. Misalnya saja orang tua, sahabat, teman, guru, atau siapa saja yang kalian percayai. Kalau tidak kalian bisa datang ke seorang psikolog untuk mendiskusikan atau bertanya harus ke mana kita melanjutkan studi.


Dulu, aku cuma punya waktu sekitar 4 bulanan kurang menjadi anak kelas tiga. rasanya bingung juga. tahu-tahu harus menghadapi ujian-ujian yang tinggal hitung hari saja. padahal materi juga belum sepenuhnya selesai. perasaan bercampur aduk dan semakin membuat kacau saat para guru mengingatkan betapa dekatnya hari eksekusi itu. pada saat-saat itu kami semua agak kacau dan mungkin bisa dibilang sedikit stress. tapi, kami buat semua itu santai. aku dan teman-teman sering belajar bersama ketika pulang sekolah atau ketika ada pelajaran kosong. pokoknya prinsip kami gunakan waktu sebaik-baiknya.


kami sering duduk bersama berkumpul untuk membahas soal. sebenarnya kelas kami ini bisa dibilang pemalas. jadi saat pertama kali melakukan kegiatan duduk-duduk bersama untuk membahas soal ini, rasanya agak canggung gimana gituu. tapi ketika sering dilakukan, akhirnya biasa juga. untung saja kami tidak malu untuk melakukan sesuatu yang baik. tapi, jangan melulu belajar juga, jangan lupakan waktu untuk berefreshing juga barang sebentar bersama teman-teman supaya suasana tidak begitu tegang. yang penting ketika belajar itu, otak kita harus tenang supaya pelajaran yang kita pelajari bisa masuk dan teringat. kemudian, jangan malas mencari soal-soal tahun lalu. pokoknya perbanyak bank soal kita. coba kerjakan satu-persatu. jika ada yang merasa kesulitan, tanyakan ke teman, orang tua, atau guru.


kuncinya di sini adalah kekompakan di kelas kalian sendiri. kita semua harus mau saling membantu. segera tanggap pada kesulitan yang di alami oleh teman kita. semuanya harus menjadi satu kesatuan. bukankan semuanya mau sukses. bukankah kita juga akan merasa senang jika teman kita sukses? dan masa-masa menjelang ujian bersama teman-teman ini akan melekat selalu di hati kalian sampai nanti berpencar sendiri-sendiri mengejar cita-citanya masing-masing. jadi buatlah hari-hari terakhir ini menyenangkan dan sering-sering bersama dengan teman-teman kalian. [haduu jadi kangen]


jangan lupa juga untuk mengukur sudah sejauh mana kemampuan kalian, ikutlah berbagai try out yang ada. dengan itu, kalian bisa mengetahui berbagai macam parameter. misalnya, masih kurang apa pada diri kalian, mengetahui lawan-lawan tmn2 seperti apa dan apa yang harus tmn2 tambah atau rubah untuk bisa mengalahkannya. dengan melakukan try out juga bisa membiasakan tmn2 dengan keadaan ujian. jadi kalian tidak akan kaget saat ujian itu sendiri. jangan jadikan ujian yang sesungguhnya itu sebagai ujian pertama kalian.


selanjutnya berlatihlah juga di rumah. kalau dulu, bapak saya pernah bilang, “kalau mau masuk UGM atau ITB itu harus bisa ngerjain semua soal.” wah, mendengar itu, rasanya berat sekali. tapi hal itu jugalah yang menjadi pemicuku untuk sering-sering berlatih soal. kalau ada yang tidak bisa, bertanya. selain itu, utamakan pelajaran yang kalian bisa. jangan jadi ketika ujian pelajaran andalan tmn2 malah keteteran. dan untuk pelajaran yang menurut tmn2 paling susah, misalkan fisika, tmn2 bisa pelajari bab-bab yang menurut kalian mudah saja. tmn2 tahu kan bagaimana cara penilaian SNM PTN? jadi, tidak boleh ada satu pun pelajaran yang kosong. Nilai mati setiap mata pelajaran itu sekitar 2,5. jadi satu saja pelajaran yang tidak diisi sama sekali, walaupun pelajaran lain nilai tmn2 sangat baik, maka tmn2 tidak akan lulus.


hal lain yang sangat penting demi kesuksesan tmn2 adalah berdoa. jangan lupa berdoa yang kuat. kalau kata bapak saya berdoa sama Allah itu jangan malu2. kalau pengen masuk ITB yaa doanya sebutin ITB gitu. kalau teman aku ada yang berdoa begini : Ya Allah, berikanlah aku yang terbaik dan semoga yang terbaik itu ITB. lalu perbanyaklah ibadah dan sedekah ke orang lain. kata teman aku, kalau kita sering bersedekah maka Allah akan memberi kita kebaikan juga.


kalau dulu, guru SMP saya pernah mengatakan ketika kami menjelang Ujian Nasional kalau kita sebaiknya meminta maaf pada orang tua kita lalu minta doa restu dari mereka. karena selama ini pasti kita banyak salah pada mereka. mungkin secara tidak kita ketahui, kita telah membuat mereka bersedih atau kecewa. diharapkan setelah meminta maaf itu kita bisa lebih semangat dan fresh lagi dalam belajar. selain itu, doa dan keridhaan orang tua kita sangat penting pada apa yang kita cita-citakan. kalau orang tua tidak meridhai, Allah pun tidak ridha. tapi, minta maaf tidak hanya ke orang tua aja. minta maaf juga pada orang lain yang dekat dengan tmn2. jangan lupa minta doa juga dari mereka. dengan begitu semakin lengkap persiapan kita.


yang terpenting lagi, jangan gugup ketika menghadapi soal. mintalah ketenangan hati dan pikiran pada Allah. semoga ujian kita diberi kemudahan dan bisa mendapatkan apa yang teman2 cita-citakan. jangan pernah ragu pada pilihan tmn2 dan jika tmn2 mendapatkan apa yang tidak cocok dengan hati atau keinginan tmn2, jalanilah hal itu dengan ikhlas karena ketetapan yang Allah beri itu selalu indah. hanya kita tidak mengetahui. ingat ini semua demi diri kalian sendiri, bukan demi orang tua tmn2 atau siapapun. masa depanmu ada ditanganmu sendiri dan tergantung sikap dan usaha tmn2 saat ini. hasilnya tidak akan terlihat begitu saja, tapi percayalah kerja keras yang tmn2 lakukan akan mendapatkan suatu happy ending dari Allah. Insya Allah..


Tulisan ini dicopy secara utuh dari email yang dikirim oleh Gagas, mahasiswi ITB angkatan 2008/2009 (putri Dr. Edy Meiyanto dan Dra. Niken Iriani LNH, M.Psi.)

Kamis, 13 November 2008

Program Akselerasi Masih Mencari Bentuk.... (2/2)

Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kelas Akselerasi


Oleh : Albaini Zuhdi, S.Pd.
Guru SMAN 81 Jakarta

1. Evaluasi Kurikulum

Pola, strategi, dan program persiapan yang telah dirancang dalam rangka pelaksanaan program ini pada kenyataan dilapangannya ternyata memang tidak semulus yang diharapkan. Berbagai kendala dan masalah sepertinya menuntut adanya evaluasi yang terus menerus serta perbaikan-perbaikan disana-sini.

  1. Pola perampingan waktu dari 3 taun menjadi 2 tahun, dengan waktu efektif belajar siswa 3 bulan tiap semester ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan menurut penulis selaku guru yang langsung terjun berinteraksi dengan siswa. Keterbatasan waktu dan banyaknya jumlah materi yang harus disampaikan tidak bisa dielakkan lagi benturannya. Yang pada ujungnya, walaupun guru sudah memilah dan memilih materi esensial dan non esensial, toh dengan sangat terpaksa guru menyampaikan hanya kulit-kulitnya saja. Hal ini dirasakan langsung oleh siswa, apalagi ketika mereka melanjutkan studi di perguruan tinggi mengambil jurusan yang langsung berhubungan dengan materi di SMA seperti MIPA ataupun Teknik. Mereka baru tahu bahwa ternyata apa yang didapatkan SMA sangat dangkal. Cepatnya guru mengajar tidak bisa dihindarkan sehingga materi esensial pun tidak bisa didalam.

  1. Bagi guru, mengajar di kelas ekselerasi selain dituntut guru harus mampu merancang suatu metode pembelajaran yang efektif, dengan waktu singkat tetapi siswa paham, cenderung mengakibatkan guru tidak bisa merasakan nikmatnya mengajar suatu materi. Bajkan lebih jauh, yang ada hanyalah memadatkan tetapi sulit untuk melakukan reinforcement, enrichment atau ekskalasi (pendalaman pada tiap bidan) materi. Untuk melakukan analisis yang tinggi terhadap suatu materi yang disampaikan mungkin nyaris terabaikan karena desakan waktu, dan kejaran bahan yang ada.

  1. Usaha pemadatan materi dengan cara menghilangkan beberapa materi yang dianggap non esensial sangat beresiko hilangnya materi yang kadang kala justru itu merupakan proses analisis berpikir siswa.

2. Evaluasi Pengalaman Belajar Siswa

  1. Pengalaman belajar yang dialami siswa selama pembelajaran sangat menentukan pengembangan potensi dasar siswa baik daya pikir, efektif, maupun kecakapannya. Life skill yang diharapkan dapat tumbuh dalam proses belajar akan cenderung terabaikan kerena yang disampaikan hanya konsep-konsep penting saja.

  1. Locus of Control (orientasi control siswa terhadap pengembangan diri) pun nyaris hilang, karena kenikmatan belajar atau menghayati suatu materi tidak sempat mampir pada siswa. Pada saat yang berurutan mereka harus memahami materi, mengerjakan latihan soal, dan langsung mengikuti ter evaluasi.

  1. Pada beberapa kasus justru pemadatan materi sangat memberikan dampak positif pada siswa ketika mereka masuk dunia perguruan tinggi. Mereka menjadi terbiasa dengan tugas-tugas di kampus; presentasi rutin dan lain sebagainya. Treatment yang diberikan guru akselerasi di SMA sangat membantu mereka beradaptasi dengan dunia kampus. Bahkan untuk siswa yang memang berbakat ada yang mengatakan pada semester-semester awal perkuliahan di kampus sangat lambat, dan cenderung membosankan.

3. Evaluasi Psikologis Siswa

Dampak psikologis siswa program akselerasi perlu menjadi pertimbangan ke depan mengingat masa studi mereka yang singkat.

  1. Masa transisi setelah siswa lulus seleksi program akselerasi, dan mulai mengikuti kelas ini cenderung terlihat pada 3 bulan pertama, mereka mengalami suasana stress. Apalagi bila ada guru yang tanpa basa-basi langsung melakukan akselerasi tanpa pemanasan terlebih dahulul. Siswa akan kaget dengan cepatnya materi yang diberikan.

  1. Padatnya beban tugas mandiri yang mereka terima cenderung mengakibatkan sosoalosasi dngan teman-teman regular menjadi sangat kurang atau bahkan menjadi sedikit eksklusif. Kecuali pada siswa-siswa tertentu yang merespon tugas dengan baik atau cenderung apatis, kadang-kadang mereka masih bisa bermain dengan teman-temannya dari kelas reguler.

  1. Menjelang akhir tahun kelas 3, persiapan untuk ujian nasional, banyak ditemukan siswa yang merasa bahwa dia tidak memiliki persiapan apa-apa, seolah-olah materi 5 semsester yang sudah didapat lewat begitu saja.

Penutup : Kesimpulan dan Saran

  1. Program Percepatan Belajar atau Kelas Akselerasi bagi anak berbakat yaitu mereka yang kerana memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul serta prestasi yang tinggi, perlu dirancang dengan sebaik mungkin.
  2. Pola pemadatan waktu jangan sampai memberikan dampak bola salju yang mengakibatkan justru potensi siswa yang mestinya tampil manjadi hilang. Mereka hanya disibukkan untuk menyelesaikan materi dan tugas-tugas yang ada.
  3. Evaluasi, dan pemantauan tarus menerus harus dilakukan, dan tidak bisa menyamakan pola siswa setiap angkatan. Karakter siswa tiap angkatan akan membentuk karakter kelas dan budaya kelas (calss culture) yang berimplikasi pada pola dan metode mengajar guru yang harus disesuaikan.
  4. Siswa program akselerasi harus memiliki pendampungan yang intens baik dari wali kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling serta psikolog yang memang khusus disediakan untuk siswa kelas akselerasi. Dan masing-masing aspek diatas harus senantiasa ada komunikasi khusus untuk mengevaluasi perkembangan siswa. Hal ini dimungkinkan untuk tampilnya seluruh potensi siswa dengan mengikulti program ini.
  5. Guru kelas akselerasi dituntut harus piawai dalaml mengemas sebuah pembelajaran, mereka tidak bisa menyamakan perlakuan mengajar dikelas regular dengan kelas akselerasi. Penyampaian materi harus utuh (bukan sesuka guru) dengan target adanya pemekaran dan mampu mengekskalasi suatu materi.
  6. Untuk meningkatkan kualitas program akselerasi, maka rekurtmen siswa harus sangat hati-hati dan komprehensif dengan tidak mengabaikan factor lain.
  7. Investasi yang mahal pada program ini menuntut kerjasama yang erat antara pihak sekolah, orangtua, masyarakat untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan menuju target yang diharapkan.

Demikian evaluasi singkat ini, dengan harapan tulisan ini dapat tulisan ini dapat menjadi badan pelajaran dan evaluasi untuk kita semua dalalm rangka menigkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.

Sumber : http://www.ditplb.or.id/2006/

Program Akselerasi Masih Mencari Bentuk.... (1/2)

Oleh : Albaini Zuhdi, S.Pd.

Guru SMAN 81 Jakarta


Pendahuluan

Tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan terus mngalir seiring dengan perkembangan zaman. Tidak hanya karan berbagai laporan yang diterima, baik dari hasil penelitian maupun informasi data pendidikan yang ada. Seperti contoh beberapa data kondisi pendidikan kita, yang diungkapkan oleh International Education Achievement (IEA) bahwa kemampuan membaca siswa SD menempati urutan 30 dari 38 negara, dan The third International Mathematics and Science Study Report (1999) menunjukkan bahwa kemampuan siswa bidang metematika dan IPA menempati 34 dan 32 dari 38 negara. Sementara itu, UNDP Human Development Index, tahun 2002 dan 2003 berurutan menempati urutan 110 dari 173 dan 112 dari 175 negara. Juga kemajuan teknologi yang begitu pesat menuntut guru serta institusi pendidikan mampu mengikuti perkembangan sains dan teknologi yang ada.

Selain itu merujuk pada UU No.20 tahun 2003 : Sistem Pendidikan Nasional, Bab IV Pasal 5 ayat 4 berbunyi: Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Bab V Pasal 12 ayat 1b berbunyi: Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan behak mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Sehingga dirancanglah salah satu program layanan pendidikan bagi anak-anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berupa program percepatan belajar. Program ini didisain dalam bentuk pemadatan waktu menjadi 2 tahun dari 3 tahun masa pendidikan normal (regular).

Dengan pembagian tetap dalam 6 semester hanya durasi waktu yang dibutuhkan lebih kurang 4 bulan 1 semerternya. Diharapkan dengan program layanan percepatan belajar ini, siswa-siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi dapat menghemat waktu studi dan mereka tidak merasakan belajar sebagai sesuatu yang membosankan kerena lambatnya penyampaian materi yang didapat.

Konsep Pelaksanaan Kelas Akselerasi

Di latarbelakangi adanya keinginan untuk memberikan layanan pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh peserta didik di sekolah, juga memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk menyelesaikan pendidikan lebih cepat maka dibentuklah program percepatan belajar yang seterusnya di kenal dengan kelas akselerasi. Tujuan lain agar siswa ptogram ini mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar yang lebih komprehensif secara optimal, juga mereka dapat mengembangkan seluruh kreativitasnya dengan baik.

Kurikulum yang diberikan utuk program ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, mulai dari:

  1. Alokasi jam belajar

Waktu belajar tatap muka diatur sama dengan program regular

  1. Struktur program

Kurikulum program akselerasi pada dasarnya sama dengan program regular, perbedaannya adalah :

1. Terletak pada penyusunan program pengajaran (Program Tahunan dan Program Semester) dengan alokasi waktu yang lebih cepat, yaitu dari 3 tahun menjadi 2 tahun.

2. Terletak pada penyusunan silabus (pemilihan materi esensial dan materi kurang esensial

  1. Strategi pembelajaran dengan KBK

1. Menekankan kemampuan intelektual tinggi

2. Metode pembelajaran : divergen, induktif, dan evaluatif. Dengan metode ceramah dikurangi (tidak perlu lama). Hafalan sedapat mungkin dihindari dengan memberi tekanan pada inovasi/penemuan(discovery oriented). Dengan harapan tumbuhnya kemandirian siswa dalam belajar

3. Guru merancang kegiatan belajar yang mencakup : ceramah, diskusi, eksperimen, studi lapangan, dsb.

4. Untuk materi nin esensial dapat dilaksanakan diluar tatap muka/berupa penugasan.

  1. Lama belajar

Dengan durasi waktu 2 tahun yang dibagi dalam 6 semester, maka rata-rata siswa mendapatkan waktu 4 bulan tiap semesternya, yang efektifnya lebih kurang 3 bulan tiap semester.

  1. Layanan Bimbingan Konseling

1. Dilakukan agar potensi keberbakatan tinggi yang dimiliki siswa, dapat dikembangkan dan tersalur secara optimal

2. Diperlukan untuk menjaga terjadinya keseimbangan antara perkembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

3. Diperlukan untuk mencegah dan mengatasi munculnya potensi negative dari diri siswa

  1. System evaluasi dan ketuntasan

1. Aspek kognitif dengan ketuntasan 75, diberikan dalam bentuk ulangan harian ditambah tigas, ujian blok, ulangan umum semester, serta ujian nasional tulis

2. Aspek psikomotorik dengan ketuntasan 75, diberikan dalam bentuk ujian praktik, ujian nasional praktik, serta nilai inovasi, diskusi, demonstrasi, studi lapangan/studi kasus, dsb

3. Aspek efektif dengan ketuntasan baik

  1. Laporan hasil belajar

Pembagian rapor dilaksanakan setiap akhir semester, dengan rapor diisi tetap 6 semester untuk 2 tahun

  1. System kenaikan kelas

1. Bila seorang siswa akseleran tidak memenuhi criteria ketuntusan belajar maka dilakukan remedial (sesuai pola panduan KBK) atau

2. Bila seorang siswa akseleran tiadak memenuhi criteria kenaikan kelas tahap I maka dilakukan remedial, kemudian dilakukan kenaikan kelas tahap II (sesuai pola KBK)

3. Siswa dapat kembali ke kelas regular, bila :

· Atas permintaan sendiri dari siswa dan orang tua

· Sesuai pengamatan bahwa siswa layak meneruskan

  1. Indikator keberhasilan

Dari pemantauan selama ini hasil ujian minimal rata-rata 80, dengan out come: 90% diterima di PTN ternama.

  1. Rekrutmen siswa

1. Penjaringan

2. Kriteria seleksi : informasi data diri obyektif (akademik, hasil pemeriksaan psikologis) dan informasi data diri subyektif (kesehatan, persetujuan orang tua, pengamatan dan wawancara)

3. Akademik

· NUN SLTP rata-rata minimal 8,50

· Nilai rapor SLTP rata-rata minimal 8,0

· Nilai tes Akademik minimal 8,0

4. Hasil pemeriksaan Psikologis :

· IQ = 125

· CQ = di atas rata-rata

· Task Commitment = di atas rata-rata

  1. Guru

Guru kelas akselerasi adalah guru yang :

1. Memiliki pemahaman tentang perlunya layanan pendidikan bagi anak berbakat/unggul

2. Memiliki ketrampilan memilih strategi pembelajaran, menyusun program kerja, melakukan evaluasi pembelajaran bagi siswa akseleran

3. Kemampuan untuk mentransformasi pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan segala kemampuannya kepada siswa

  1. Upaya peningkatan mutu guru

1. Pelatihan guru akseleran : pelatihan pendahuluan sebelum mengajar (informasi tentang KBK, Penyusunan Program Kerja, Kalender Akademik, Strategi Pembelajaran, dan Evaluasi

2. Pelatihan Peningkatan Mutu (setahun 2 kali)

3. MGMP guru akseleran secara berkala : pengembangan teknik dan metode pembelajaran, pemilihan materi esensial dan non esensial, dll.

Assosiasi Cerdas Istimewa / Bakat Istimewa

Pengurus Pusat

SUSUNAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI CI/BI

PERIODE 2008-2012

Presidium Badan Pengurus Harian


Ketua: Drs. Suhaili Ali Nukman, M.Pd (SMAN 8 Jakarta)

Wakil Ketua: Dr. Endang Widyorini (F.Psi Unika Sugiyapranata Semarang)

Anggota: Drs. Salamun, M.Kes (FMIPA Univ. Airlangga Surabaya), Dr. Eko Suprianto (FKIP UMS Solo), Dra. Elindra Yetti, M.Pd (Seni Tari FBS UNJ), Dr. Adang Suherman, M.Pd (FIK UPI Bandung), Johnny Maukar (PAPPRI). BIDANG MIPA: Drs. Umar Mansur, M.Si (FMIPA UI Jakarta), Dr. Ardinis Arbain (FMIPA Univ. Andalas Padang), Dr. Diah Chaerani, M.Si ( FMIPA Univ. Padjajaran Bandung), Ir. Adam Wiryawan, MS (FMIPA Univ. Brawijaya Malang), Drs. Suharno, MS, M.Sc. Ph.D (FMIPA Univ. Lampung), Drs. Yusafir Hala, M.Si (FMIPA Univ. Hasanudin Makasar)


Sekretaris Jenderal: Amril Muhammad, SE., M.Pd (Manajemen Pendidikan FIP UNJ)


Wakil Sekjend: Abdul Ghofir, S.Pd.I (Pusat Pembibitan Saintis Muda Jakarta)


Bendahara: Dra. Hj. Sri Widayati ( SDNP Makasar 06 Jakarta)


Bidang Psikologi: Nono Hery Y. S.Psi, M.Pd (F.Psi Univ. Airlangga Surabaya), Dra. Evita, M.Psi (Jrs. Psi. Pendidikan FIP UNJ), Desviyanti Mukhtar, M.Si, Psi (F.Psi Univ. Sumatera Utara), Evi Tjahyono, S.Psi, MGE (F.Psi Univ. Surabaya), Cicilia Evi S., S.Psi, Psi (F.Psi Univ. Merdeka Malang), Dra. Indun Lestari S., M.Psi ( F.Psi Univ. Padjajaran Bandung).


Bidang Pendidikan: Dr. Wardani Rahayu, M.Si (Pend. Matematika FMIPA UNJ), Dra. Indina Tarjiah, M.Pd (Jrs. PLB FIP UNJ), Dr. Rayandra Azhar (FKIP Univ. Jambi)


Bidang Seni: Drs. Sugeng Syukur (Seni Musik FBS UPI Bandung), Drs. Suwarno W (ISI Jogjakarta),Hadi Subagio, S.Kar, M.Hum (STSI Solo)


Bidang Olahraga: Dr. Taufik Rihatno (FIK UNJ), Dr. Suroto (FIK Univ. Negeri Surabaya)


Bidang Lembaga Pendidikan CI: Drs. H. Abdul Latif ( SMAN 5 Surabaya), Drs. H. Nur Alam, M.Pd ( SMP PB Sudirman Jakarta), Drs. Prima Yunaldi (SMAN 1 Padang), Saijan, S.Ag (SD Muhamadiyah Sapen Jogjakarta), Drs. R. Eryanto ( SMAN 3 Bandung), Suwardi, S.Pd (SMPN 1 Balikpapan)


Bidang Lembaga Pendidikan BI: Tamam Husein (Sekolah Musik), Era Sukamto (Sekolah Modeling)

Sumber : http://asosiasicibinasional.wordpress.com/

AKSELERASI.............?


Dasar Hukum Program Akselerasi

1. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 Ayat 2

2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 24 Ayat 2, Pasal 24 Ayat 6

3. GBHN 1993 dan GBHN 1998

4. Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.

5. Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16

Landasan Hukum Pendidikan Khusus untuk CI/BI

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa di Indonesia memiliki landasan hukum sebagai berikut:

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :

a. Pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

b. Pasal 5 ayat 4 “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

c. Pasal 32 ayat 1, “pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

UU no. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52, “anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus”.

PP No. 72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Keputusan Mendiknas No. 053/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Mendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Peraturan Mendiknas no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Peraturan Mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengelolaan Pendidikan.

sumber http://asosiasicibinasional.wordpress.com/